Monday, September 29, 2014

Perpisahanku dengan Ibuku
Saya adalah anak bungsu dari dua bersaudara saat itu saya masih kelas dua sekolah dasar sedangkan kakakku kelas satu SMP, ayahku  merantau ke negeri seberang dan ibuku bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ayahku merantau sejak aku masih berumur satu tahun jadi saya masih tidak mengenal sifat ayahku jika wajahnya saya bisa melihat lewat foto yang terpampang di dinding rumahku, saya sangat rindu ayahku .

Hari hari saya lewati bersama seorang ibu yang sangat pekerja keras dan penyayang kepada anak-anaknya, suatu ketika pada pagi yang diwarnai hujan yang deras serta petir yang menggelegar tiba-tiba ibu bertanya padaku.

 “dek!kamu pengen rumah yang besar enggak?”

Dengan polosnya aku menjawab

 “iya buk, aku pengen banget!! Kayak di TV itu ada kolam renangnya!”

 jawabanku tadi membuat ibuku tersenyum lalu menghampiriku dan memelukku sambil berkata  “kalau pengen rumah yang besar ibu gak bisa kerja disini ibu harus pergi keluar negri”

“Keluar negeri itu dimana bu?”
 “keluar negeri itu sangat jauh disana itu banyak uangnya!”

Tiba-tiba petir menggelegar dan mengejutkan aku dan ibuku seketika aku memelukku ibu erat-erat  dan aku bertanya

“siapa nanti yang menjaga aku ketika sepeti ini?”
 “tiba-tiba ibu melepas pelukanku dan pergi ke kamar sepertinya ibuku sedang menangis

Setelah pembicaraan itu hari-hari terasa jauh berbeda kakakku sering menangis dan aku tak tau penyebabnya, ibu tidak bekerja seperti biasanya dan menghabiskan waktu bersamaku

Suatu malam saat aku bersama ibuku aku bertanya ibu

“ibu kapan yang mau ke luar negeri?”
“seminggu lagi dek!”jawab ibu dengan mata yang berkaca-kaca
“apaaaa?? Ibu jangan tinggalin aku kalau ibu pergi siapa yang akan melindungiku? Siapa yang akan menghiburku ketika aku sedang menangis?”tanyaku sambil menangis
“ada pengganti ibu dek! Dia yang menjaga kamu da merawatmu!” ujar ibu
“tapi tidak ada yang bisa mengganti sosok ibu di hatiku!”

Perbincangan itu berlanjut hingga larut malam tak tersa akupun tertidur dipangkuan ibu
Seminggu itu terasa sangat sebentar
Hari terakhir bersama ibu sudah berada di depan mata
Aku bertanya pada ibu “ibu janji ya akan sering menelponku”

“ya ibu janji akan sering menelponmu dan kakakmu”

Sangat berat untuk melepas ibu tapi apa daya kebutuhanku dan kakakku semakin banyak dan pemasukan minim sekali, aku mengerti keadaan keluargaku

Dengan berat hati aku melepas ibuku dari pelukanku air matapun sudah tak terbendung lagi akupun menangisi kepergian ibuku

Sebelum ibu naik bis ibu berkata padaku “jadilah anak yang pintar nak, buktikan kalau kamu bisa berprestasi tanpa bimbingan ibu jangan seperti ibu yang hanya bisa sekolah sampai SD”

Itulah kata terakhir yang diucapkan ibu untukku, setelah bis yang dinaiki ibu sudah berangkat aku tetap mengingat kata-kata ibu aku berjanji akan membuktikan kepada ibu dan semua orang kalau aku bisa berprestasi tanpa ibu
Akupun belajar dengan sungguh-sungguh semua ini aku lakukan demi ibuku
Dan ternyata impianku dan ibuku terkabul aku sekarang bisa menjadi anak yang mampu berprestasi tanpa ibuku
Akhirnya kalimat itu sudah menjadi fakta bagi saya dan bagi semua orang



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Post a Comment

Contact

Send Us A Email

Address

ContactInfo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Cupiditate veritatis modi, sunt atque, reprehenderit aut!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Cupiditate veritatis modi, sunt atque, reprehenderit aut!

Address:

25, Lomonosova St. Moscow, Russia, 665087

Phone:

+01 7070771723, +01 8956412305

Email:

support@myname.com