Monday, October 13, 2014

Pesan dari Seorang Bapak Tak Dikenal
Terik matahari terasa membakar kulitku, keringat membasahi jidat, kadang menetes ke mata meskipun  kepala tertutup topi. Selalu saja menetes dan terus terjadi di siang itu. Angin bertiup agak kencang, menebar debu jalan , membuat orang-orang menutup hidung malah ada yang memakai masker. Panasnya terik matahari yang dibawa oleh angin, dan rasanya semua membuat kulitku panas. Orang-orang sekitarku mencoba meneduhkan diri. Mencari tempat teduhan, dan itu pula yang sedang aku cari. Maklum, hari itu memasuki bulan ketiga musim kemarau.

Aku duduk melepas lelah, sesekali berbaring tanpa menghiraukan keadaan disekitarku, maklum saja hari itu adalah hari yang begitu panas bagiku, tak pernah kurasakan sepanas ini. Aku berteduh di bawah rindang pohon. Bangku yang kududuki entah dibuat oleh siapa, yang pasti aku yakin orang tersebut telah berbuat kebaikan yang sangat berarti bagiku hari itu. Tiupan angin sedikit demi sedikit mengeringkan keringatku, bajuku tak terasa basah lagi. Aku merasa segar, meski sering juga kututup hidung untuk menghindari debu yang diterbangkan angin.

Beberapa menit aku lalui di tempat itu, berharap ada penjual minuman dan makanan datang. Namun tidak ada satupun penjual yang lewat, hanya ada orang biasa yang berlalu lalang disekitar tempat itu. Aku tidak tau apa yang mereka lakukan di hari yang sepanas ini? Begitu pula dengan diriku, kenapa aku harus berjualan koran seperti ini? Panas-panas begini? Kenapa nasibku tak sebaik teman-temanku yang lainnya? Sesekali aku bertanya-tanya dan meratapi hidupku yang aku rasa tidak beruntung ini. Namun mengingat Ibuku yang selalu saja menyemangatiku menggapai cita-citaku, rasanya semua pertanyaan buruk itu hilang.

“Sedang apa, Nak, melamun ya?” Aku dikagetkan oleh sapaan seorang bapak yang belum pernah aku temui selama ini. Terkeju, agak tersipu memang, aku berusaha lebih ramah. “Hmm... Tidak pak saya hanya memikirkan sesuatu“jawabku. “Ada apa nak? Apa yang kamu fikirkan? Apa ada hal buruk yang mimpamu? Melihat dirimu yang seperti itu membuat bapak kasihan” jawab si Bapak. “Oo, tidak juga si pak, hanya berpikir tentang masa depan, Pak!” jawabku sambil memandang sebuah kendaraan yang baru lewat.  

“Nak, masa depan jangan terlalu dipikirkan, khawatir hanya sebatas dipikirkan. Masa depan harus diimpikan, lalu kita berusaha, bekerja keras, kerja cerdas, dan kerja cermat”. Bapak itu diam sejenak, lalu balik bertanya. “Tahu maksudnya, Nak?” Sorot mataku memandang tatapan mata bapak itu, aku menganggukan kepala walaupun sebenarnya aku belum mengerti. “Ya, agar apa yang kita impikan tercapai, meskipun kadang tidak sesuai dengan apa yang kita impikan, tapi masa depan kita jauh lebih baik dari masa sekarang, Nak”, kata bapak itu lagi.....


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Post a Comment

Contact

Send Us A Email

Address

ContactInfo

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Cupiditate veritatis modi, sunt atque, reprehenderit aut!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Cupiditate veritatis modi, sunt atque, reprehenderit aut!

Address:

25, Lomonosova St. Moscow, Russia, 665087

Phone:

+01 7070771723, +01 8956412305

Email:

support@myname.com